Dulu Dihina Jual Pisang Goreng Gosong, Sekarang Malah Ribuan Orang Antre Tiap Harii, Bagaimana Ceritanya??
Bentuknya bulat, warnanya hitam. Secara tampilan, pisang goreng racikan Nanik Soelistiowati (65) mungkin jauh dari kata mouth-watering ala foto makanan di feed Instagram.
“Masa pisang goreng gosong dikasih ke orang?” bagitu reaksi pertama yang diterima Nanik ketika menawarkan pisang goreng racikannya pada 2005.
Naniek mendirikan usaha pisang goreng awalnya karena ketidaksengajaan. Dia sudah punya usaha catering dengan klien hotel-hotel bintang lima. Kapasitas produksinya ketika itu mencapai 1500-2000 porsi makanan setiap hari.
Nah, untuk mempertahankan usahanya, dia selalu melakukan inovasi agar punya menu variatif. Naniek kemudian iseng-iseng menggoreng pisang sisa catering untuk camilan. Karena ibunya menderita diabetes, ia tak memakai gula dan memilih madu ke dalam adonan.
“Ternyata pakai madu jadi lebih bagus dan crispy,” kata Naniek kepada kumparanWoman.
Meski sempat mendapat penolakan dari staf hotel rekanan cateringnya, Nanik tak patah arang. Dia yakin kualitas rasa bisa menutupi kekurangan pisang racikannya dari segi tampilan. Saat itu ia berpikir staf yang menolak tidak sempat merasakan pisang goreng madunya.
“Setelah dimakan, kok malah enak, nggak ada di luaran. Ini kan nggak bisa dicari di tempat lain, tidak seperti risol dan lemper yang memang sudah banyak dijual. Mereka bilang sama petugas saya, katanya: “Tolong bilang Bu Nanik untuk buatkan lagi pisang gorengnya ini, soalnya enak. Kami nggak nemu di tempat lain. Nanti snack-nya pisang gosong ini aja terus, jangan yang lain,” ujar Naniek.
Dari situ, kelezatan pisang goreng madu Bu Naniek jadi perbincangan dari mulut ke mulut. Pada 2007, Naniek memberanikan diri menjual pisang gorengnya dengan gerobak. Secara perlahan ia mulai meninggalkan bisnis catering yang sudah dirintis selama 22 tahun.
Tantangan paling besar bagi Naniek saat itu adalah membangun kepercayaan pelanggan. Butuh usaha ekstra menggaet calon pelanggan baru.
“Dalam satu hari, rasanya mau jual 20 biji saja nggak bisa. Susah sekali. Setiap kali saya potong-potong kasih tester, pengunjung pasti bingung dan bilang: “Ini apaan sih pisang bentuknya kok aneh gosong dan jelek.” Pokoknya susah sekali laku,” bebernya.
Tapi dengan usaha yang gigih dan keuletan, Nanik bisa membangun kepercayaan pelanggan. Bisnis pisang goreng madunya booming pada 2014.
“Jadi memang ada proses yang harus saya usahakan,” kata Naniek yang membuka toko di area Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Saat ini Nanik bisa menjual dua truk pick-up penuh pisang setiap hari. Di hari biasa, dia bisa mendapatkan hingga 1.200 pelanggan dan 60 persennya berasal dari pesanan ojek online.
“Hari Sabtu dan Minggu antrian kita bisa sampai 1700 nomor dalam sehari,” tutup Naniek yang menolak memberi tahu omsetnya.
Sumber: Kumparan.com
0 Response to "Dulu Dihina Jual Pisang Goreng Gosong, Sekarang Malah Ribuan Orang Antre Tiap Harii, Bagaimana Ceritanya??"
Posting Komentar