Pergoki Neneknya Sedang Bercumbu, Sang Cucu Gelap Mata: Habisi Nyawa Selingkungan Nenek

Entah apa yang ada di pikiran nenek Antonia Nomleni (70) dan kakek Nitanel Hauteas (75) hingga nekat selingkuh.

Pergoki Neneknya Sedang Bercumbu, Sang Cucu Gelap Mata: Habisi Nyawa Selingkungan Nenek

Kedua insan yang sudah bau tanah ini dipergoki bercumbu di kamar Antonia Kamis (15/8/2019) malam oleh cucunya, NM (19).

NM (19) mengamuk langsung melakukan penganiayaan terhadap Antonia Nomleni (70) dan kakek Nitanel Hauteas (75).

NM berkali-kali menendang kepala Nitanel hingga mengalami luka dan menyebabkan nyawa korban melayang. Antonia pun tak luput dari amukan sang cucu.

Sang Nenek didorong hingga kepalanya terbentur pada tempat tidur hingga menyebabkan kepala sang Nenek Antonia terluka.

Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto DS yang dikonfirmasi, Jumat (16/8/2019) membenarkan kasus penganiyaan yang menyebabkan korban meninggal di Desa Panite, Kecamatan Kot'olin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT tersebut.

Kasat Reskrim Polres Timur Tengah Selatan (TTS) Iptu Jamari mengatakan, pelaku menganiaya korban hingga meninggal karena emosi melihat sang Nenek dan korban sedang bercumbu di dalam kamar sang Nenek.

Selama ini, pelaku sudah menaruh curiga jika sang Nenek dan korban menjalin cinta terlarang.

"Pelaku ini memang sudah lama mencium adanya hubungan cinta terlarang antara sang Nenek dan korban.

Kamis malam itu, pelaku menangkap basah korban sedang berhubungan badan dengan sang Nenek di dalam kamar sang Nenek.

Karena emosi melihat perbuatan korban dan sang Nenek, pelaku pun melakukan penganiayaan yang menyebabkan nyawa korban melayang," ungkap Jamari.

Pelaku, lanjut Jamari, menendang kepala korban berkali-kali hingga mengalami luka.

Sang Nenek yang mencoba menahan aksi berutal pelaku, justru didorong hingga terjatuh dan mengalami luka pada bagian kepala.

Melihat pelaku yang terus menendang kepala korban padahal korban sudah tidak berdaya lagi, Antonia pun berteriak minta tolong.

"Teriakan Antonia didengar Yonatan Tana yang langsung mengamankan pelaku dan dibawa ke kantor Polsek Kie.

Sementara jenazah korban sudah dilakukan visum dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," jelasnya.

Atas perbuatannya, NM dijerat dengan dengan pasal 338 KUHP subsider pasal 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.

Saat ini pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dan sudah ditahan di Polsek Kie.

Dua kakek tertetangga terlibat cinta segitiga mengakibat keduanya tewas mengenaskan Rabu (24/7/2019). 

Ketegangan terjadi di Kampung Batu Le’leng Barat, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (24/7/2019).

Puncak ketegangan terjadi sekitar pukul 06.30 wita hingga pukul 07.30 wita.

Ketika itu, ratusan warga mengepung rumah Bisa Dg Kulle (68) yang baru saja membunuh Mappa Dg Ngence (65).

Rumah Daeng Kulle dan Daeng Ngence berhadapan. Kediaman Daeng Kulle berupa rumah panggung, Daeng Ngence tinggal di rumah batu.

Daeng Kulle hanya hidup 2,5 jam setelah membunuh tetangganya.

Dia tewas diamuk keluarga dan tetangga Daeng Ngence.

Kasubag Humas Polres Jeneponto AKP Syahrul mengatakan, motif pembunuhan dua kakek itu berlatar belakang asmara.

“Pelaku diduga membunuh tetangga korban dengan cara diparangi sampai mati di tempat.

Motifnya cemburu, diduga Mappa Daeng Ngence ada hubungan dengan istri pelaku,” kata AKP Syahrul.

Daeng Kulle tinggal serumah dengan istrinya, Bunga Daeng Bau (60).

Daeng Ngence juga tinggal seatap dengan istri, anak, dan cucunya.

Menurut AKP Syahrul, Daeng Kulle dilanda cemburu buta ketika mendengar cerita adanya hubungan spesial Daeng Ngence dengan Bunga, istrinya yang sudah jompo.

Menjelang waktu Salat Subuh, Daeng Kulle melihat Daeng Ngence lagi memperbaiki jaring rumput laut di teras rumahnya.

Dari teras lantai dua rumahnya, Daeng Kulle memperhatikan seksama Daeng Ngence. Dia lalu meraih parang panjang lalu menyeberang. Daeng Kulle mempertanyakan hubungan spesial Daeng Ngence dengan Bunga.

Namun, Daeng Ngence belum sempat memberi klarifikasi, parang di tangan Daeng Kulle sudah menerjangnya. Jari tangan kiri Daeng Ngence putus seketika. Sabetan parang kemudian menderu ke arah wajahnya. Daeng Ngence terlentang.

Daeng Kulle semakin kesetanan, dia ayunkan parang ke dada Daeng Ngence. Serangan ke dada ini menyebabkan nyawa Daeng Ngence melayang.

“Pelaku usai membunuh korban langsung pulang ke rumahnya dan mengunci pintu rumahya."

"Namun keluarga korban tidak menerima dan mendatangi rumah pelaku untuk membalas,” kata AKP Syahrul.

Anak dan cucu Daeng Ngence histeris. Mereka berteriak sekencang-kencangnya melihat Daeng Ngence bersimba darah di atas pukat rumput laut. Sementara istri Daeng Ngence tak kuasa lagi berdiri.

Nenek berambut panjang dan memutih ini hanya duduk menangisi suaminya. Teriakan dari rumah Daeng Ngence membangunkan warga lainnya. Beberapa warga yang keluar dari masjid usai Salat Subuh juga berlarian ke sumber teriakan.

“Daeng Kulle... Daeng Kulle.....” teriak cucu Daeng Ngence sambil menunjuk ke depan rumah.

Dikepung Ratusan Orang Daeng Kulle mengunci diri dalam kamar bersama Bunga. Beberapa saat kemudian, ratusan orang sudah mengepung rumahnya.

Kejadian selanjutnya diabadikan dalam tiga versi video. Ada yang merekam dari arah rumah Daeng Ngence, ada yang mengabadikan kejadian dari teras rumah Daeng Kulle.

Video dari teras rumah Daeng Kulle memperlihatkan puluhan orang di jalan raya, kebanyakan memegang batu, balok-balok, parang, bahkan batangan bambu serta kayu panjang.

Sebagian warga yang berkumpul itu masih mengenakan sarung dan kopiah, laiknya orang yang baru keluar dari masjid.

Dua pria bersepatu laras juga terlihat di teras lantai dua rumah Daeng Kulle. Tangan pria itu memegang pistol. Beberapa polisi di tengah warga juga terlihat jelas dalam rekaman video.

Setelah beberapa kali dinding rumah di tusuk pakai kayu panjang dan bambu, Daeng Kulle yang mengenakan kaos kuning dan celana pendek warna merah keluar dari dalam rumah.

Parang panjang terlihat mengilap ketika Daeng Kulle melewati tiga pria yang memegang senjata api di teras rumahnya ke tangga kayu.

Kronologis NYAWA DIBALAS NYAWA

Pukul 04.30-05.00 wita
* Mappa Dg Ngence (65) memperbaiki jaring rumput laut di teras rumahnya, Dusun Batu Le'leng Barat Desa Mallasoro Kecamatan Bangkala, Jeneponto.
* Tiba-tiba Daeng Kulle (68) datang dengan parang terhunus lalu menyerang Daeng Ngence. 
- Jarak rumah Daeng Kulle dengan rumah Daeng Ngence hanya sekitar 20 meter
* Daeng Ngence berusaha menangkis serangan parang, jari tangan kirinya terputus. 
- Parang menderu ke wajahnya
- Lalu Daeng Kulle menyerang lagi, parang menerabas leher
- Daeng Ngence rebah, Daeng Kulle terus menyabetkan pedang ke dada
- Daeng Ngence tewas
* Cucu Daeng Ngence berteriak histeris 
Pukul 05.00 wita 
* Daeng Kulle kembali ke rumahnya. Dia mengunci rapat pintu rumahnya
* Anak dan cucu Daeng Ngence terus berteriak minta tolong
* Istri Daeng Ngence terduduk di ruang tengah
* Warga heboh, tetangga dan kerabat berdatangan ke rumah Daeng Ngence
* Warga kemudian mendatangi rumah Daeng Kulle
Pukul 05.15 wita
* Kapolsek Bangkala Iptu Bahtiar bersama beberapa personel polisi tiba di depan rumah Daeng Ngence
Pukul 06.00 wita
* 40-an personel polisi dipimpin Kabag Ops Kompol Mahmud dan Kasat Reskrim AKP Boby Rachman dan Kasat Binmas AKP Syahrul tiba di lokasi kejadian
Pukul 06.30-07.00 wita
* Rumah Daeng Kulle dikepung, laki-laki dan wanita berteriak-teriak minta Daeng Kulle turun
* Sebagian warga naik ke teras rumah, ada yang menusuk masuk rumah pakai kayu panjang
* Dinding rumah Daeng Kulle dirobohkan
* Daeng Kulle turun dari rumah melalu pintu depan lewat tangga sambil menggenggam parang panjang
* Warga mengepung Daeng Kulle
* Daeng Kulle mengibaskan parang berusaha menjauhkan para pengepung
* Daeng Kulle berlari ke arah laut
* Ratusan warga mengejar
* Terdengar suara tembakan dua kali
* Daeng Kulle dihantam balok-balik dari belakang, lalu disabet parang. Lehernya hampir putus
* Daeng Kulle terlentang di atas rumput laut
* Beberapa warga masih terus menyerang tubuh Daeng Kulle pakai parang dan kayu
* Terdengar suara wanita, 
“Papuliangngi..papulianggi... bunuh tongngi.....”
“Bunuhmi naung, nyawa dibalas nyawa.....”
Pukul 07.30 wita
* Puluhan personel polisi dari Polres Jeneponto tiba di lokasi kejadian
* Polisi mengevakuasi Daeng Kulle ke rumah sakit dan meninggal dunia dalam perjalanan

LOKASI KEJADIAN
* 27 km dari markas Kodim 1425 Jeneponto
* 28 km dari Kantor Bupati Jeneponto 
* 28 km dari Markas Polres Jeneponto 
* 72 km dari Kota Makassar

Tiba di tanah, Daeng Kulle berjalan cepat sambil mengayunkan parang di tengah kerumunan massa.

Langkah semakin cepat hingga terlihat berlari ke arah laut.

Teriakan “Nyawa balas nyawa...”, “Bunuh...bunuh....” terdengar jelas.

Bahkan teriakan seperti itu juga dilontarkan ibu-ibu yang mengabdikan kejadian berdarah itu.

"Pelaku pembunuhan dilempari batu dan potongan kayu oleh keluarga korban yang emosi," jelas Syahrul.

Seorang perempuan mengabadikan detik-detik Daeng Kulle dihantam balok-balok dari belakang, kemudian diparangi lehernya, hingga tersungkur di atas hamparan rumput laut.

Wanita itu terus mengabadikan kejadian itu sambil berteriak dalam Bahasa Makassar campur Bahasa Indonesia.

“Oh Tuhan akhirnya saya melihat langsung pembunuhan seperti ini... Ya Allah, semoga ini yang terakhir kalinya saya melihat kejadian seperti ini.....” ujarnya.

Puluhan personel Polres Jeneponto berusaha mengamankan situasi dan meyakinkan masyarakat agar kejadian ini diambil alih Polisi.

Hingga akhirnya Polisi berhasil meyakinkan keluarga korban dan mengevakusi Dg Kulle untuk di bawa ke rumah sakit.

Bahkan warga sempat menghalangi polisi membawa Daeng Kulle ke rumah sakit. Mereka ingin memastikan Daeng Kulle sudah meninggal agar “nyawa dibalas nyawa” tunai. (*)


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pergoki Neneknya Sedang Bercumbu, Sang Cucu Gelap Mata: Habisi Nyawa Selingkungan Nenek "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel